WASPADA PENIPUAN PADA LINGKUNGAN PENGADILAN MILITER I-06 BANJARMASIN

DIPASTIKAN PENIPU, JIKA ADA YANG MENGAKU HAKIM ATAU PEGAWAI PENGADILAN MILITER I-06 BANJARMASIN, DAN BISA BANTU MENGURUS PERKARA.

Aksi penipuan bermodus membantu mengurus perkara di Pengadilan Militer I-06 Banjarmasin dengan cara, pelaku penipuan mengaku sebagai Pegawai atau bahkan Hakim di Pengadilan Militer I-06 Banjarmasin. Pelaku Penipuan ini menyasar para pencari keadilan atau kuasa hukumnya. Pelaku menawarkan “jasa” dapat membantu mengurus penyelesaian perkara yang dihadapi oleh Terdakwa di Pengadilan Militer I-06 Banjarmasin, dengan jaminan perkara tersebut akan diputus sesuai keinginan. Jasa tersebut harus dibalas dengan sejumlah rupiah yang harus disetorkan ke rekening beridentitas “palsu” atas nama pejabat di Pengadilan Militer I-06 Banjarmasin.

Mayor Kum Sri Kresno H.W., S.H selaku Humas Pengadilan Militer I-06 Banjarmasin menyatakan prihatin atas aksi penipuan yang mengatasnamakan Hakim dan Pegawai Pengadilan Militer I-06 Banjarmasin, maka Humas Pengadilan Militer I-06 Banjarmasin menghimbau dan meminta kepada masyarakat serta prajurit militer, khususnya di wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah untuk tidak percaya apalagi ada tawaran jasa untuk mengurus penyelesaian perkara di Pengadilan Militer I-06 Banjarmasin.

“Orang yang mengaku pegawai Pengadilan Militer I-06 Banjarmasin dan menawarkan jasa untuk mengurus perkara kasasi atau peninjauan kembali, dipastikan Penipu”, tegas Humas Pengadilan Militer I-06 Banjarmasin.

Menurut Humas Pengadilan Militer I-06 Banjarmasin, Hakim dalam memeriksa perkara tidak dapat dipengaruhi oleh pihak manapun. Sehingga jika ada yang mengatakan bisa menghubungkan dengan majelis hakim itu adalah modus penipuan. Selain itu, Pengadilan Militer I-06 Banjarmasin tidak melakukan komunikasi dengan para pihak berperkara baik melalui surat maupun dengan telpon atau faksimile. Surat yang diterbitkan oleh Pengadilan Militer I-06 Banjarmasin terkait dengan penanganan perkara adalah terbatas pada surat perihal penerimaan/registrasi perkara dan pengiriman salinan putusan.

Modus Penipuan dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:

1. Si Penipu berkirim surat ke alamat pihak berperkara menggunakan amplop cokelat, mirip amplop dinas, tapi tidak menggunakan kop surat. Pengiriman surat menggunakan jasa PT. Pos Indonesia. Sebagian besar surat menggunakan perangko. Padahal, surat dinas tidak menggunakan perangko tempel.
2. Bentuk surat sekilas menyerupai surat dinas, menggunakan kop surat, ditandatangani oleh Panitera dan dibubuhi stempel. Namun tentu saja, stempel dan tanda tangan tersebut dipalsukan.
3. Apabila, target yang diberikan surat tersebut merespon dengan menghubungi nama yang disebutkan, Hakim atau Panitera Pengganti “jadi-jadian” akan bertindak seolah-olah sebagai Hakim atau panitera pengganti yang menangani perkara tersebut. Dan Pelaku berjanji akan membantu “mempengaruhi” keputusan majelis hakim sehingga sesuai dengan keinginannya.
4. Modus terbaru, si Penipu akan menelpon target dengan mengatasnamakan Hakim atau Panitera Pengganti, Pelaku berjanji akan membantu “mempengaruhi” keputusan majelis hakim sehingga sesuai dengan keinginannya.

Untuk mengantisipasi tindakan penipuan oleh orang yang tidak bertanggung jawab, maka jika ada personel yang mengalami atau menemukan hal tersebut agar menyampaikan kepada Majelis Hakim yang bersidang saat persidangan berlangsung, ataupun dapat menyampaikan kepada Penasihat Hukum, Ankum atau Papera dari Terdakwa, agar tindakkan penipuan yang mengatasnamakan pegawai Pengadilan Militer I-06 Banjarmasin dapat dicegah.

Humas Pengadilan Militer I-06 Banjarmasin.